Hubungan Dina Pasaran dengan Arah Mata Angin dan Warna serta Penerapannya
Dalam budaya Jawa,
dina pasaran tidak hanya digunakan untuk menghitung weton, tetapi juga memiliki hubungan dengan arah mata angin dan warna yang sering kali diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam hal spiritualitas, pernikahan, pembangunan rumah, dan acara-acara adat. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut:
1. Hubungan Dina Pasaran dengan Arah Mata Angin:
Setiap kombinasi hari dan pasaran dalam budaya Jawa dikaitkan dengan salah satu dari empat arah mata angin utama (Timur, Selatan, Barat, dan Utara) dan sub-arah (Tenggara, Barat Daya, Barat Laut, Timur Laut). Arah mata angin ini biasanya dihubungkan dengan sifat dan energi tertentu.
Contoh hubungan arah dengan pasaran:
- Legi: Timur/ etan
- Pahing: Selatan/ kidul
- Pon: Barat/ kulon
- Wage: Utara/ lor
- Kliwon: Tengah (Pusat)/ pancer
Arah-arah ini sering digunakan dalam praktik sehari-hari seperti menentukan posisi rumah atau tempat usaha. Misalnya, jika seseorang memiliki weton dengan pasaran Pon yang berkaitan dengan arah Barat, maka mereka mungkin akan lebih memperhatikan arah Barat dalam membangun rumah atau menentukan letak pintu utama.
2. Hubungan Dina Pasaran dengan Warna:
Setiap pasaran juga dikaitkan dengan warna tertentu yang diyakini membawa energi atau pengaruh positif:
- Legi: Putih
- Pahing: Merah
- Pon: Kuning
- Wage: Hitam
- Kliwon: Campuran warna (biasanya hitam atau abu-abu)
Warna-warna ini sering digunakan dalam ritual, pakaian tradisional, dan dekorasi untuk upacara adat. Misalnya, dalam acara pernikahan Jawa, dekorasi atau pakaian pengantin mungkin disesuaikan dengan warna yang sesuai dengan weton pasangan.
3. Penerapan Dina Pasaran dalam Kehidupan Sehari-hari:
Membangun Rumah: Weton dan pasaran sering digunakan untuk menentukan posisi rumah, arah pintu utama, dan tata letak ruangan. Arah yang sesuai dengan weton dipercaya membawa keberuntungan dan keselamatan.
Pernikahan: Weton pasangan yang akan menikah dihitung untuk menemukan hari yang paling baik untuk melangsungkan pernikahan, dengan mempertimbangkan arah dan warna yang cocok.
Ritual dan Tradisi: Dalam upacara adat, seperti selamatan atau ritual keagamaan, warna yang sesuai dengan pasaran hari tersebut mungkin dipakai pada dekorasi atau pakaian peserta.
Menentukan Hari Baik: Hari baik untuk memulai aktivitas penting, seperti usaha baru atau perjalanan jauh, sering ditentukan berdasarkan weton dan arah yang sesuai.
4. Contoh Praktis:
Jika seseorang bertanding sepak bola/ olahraga berweton Selasa Pon:
- Selasa memiliki nilai neptu 3, dan Kliwon 7, dengan arah Timur/ kulon (pusat) dan warna kuning.
- Dalam memilih posisi pertama lapangan harus yang ada di lapangan sisi timur atau kulon. Selain itu warna seragam harus dominan warna kuning atau ada kombinasi kuning.
- Dalam berpakaian sehari-hari atau pada acara penting, mereka mungkin memilih warna kuning untuk membawa keberuntungan.
Dengan memahami hubungan ini, masyarakat Jawa dapat menyeimbangkan aspek spiritual, budaya, dan kehidupan sehari-hari dengan lebih harmonis.