Matur Nuwun atau Matur Suwun? Memahami Ucapan Terima Kasih dan Variasi Kata Nuwun dalam Bahasa Jawa

Dalam budaya Jawa, komunikasi bukan sekadar tentang penyampaian informasi, tetapi juga sarana untuk menunjukkan kesopanan dan rasa hormat. Salah satu bentuknya adalah penggunaan frasa terima kasih seperti matur nuwun dan matur suwun. Meski mirip, kedua frasa ini mengandung perbedaan makna yang signifikan. Artikel ini akan mengulas perbedaan keduanya serta variasi lain dari penggunaan kata nuwun dalam percakapan sehari-hari.
Matur Nuwun: Ucapan Terima Kasih yang Tepat
Frasa matur nuwun lebih tepat digunakan untuk menyampaikan rasa terima kasih. Dalam Bausastra Jawa, kata nuwun berarti mratelakake pakurmatan, yakni menunjukkan sikap hormat dan penghargaan setelah menerima sesuatu. Penerimaan itu bisa berbentuk barang atau perilaku dari seseorang. Oleh karena itu, ucapan matur nuwun tidak hanya sekadar formalitas, tetapi juga bentuk apresiasi yang diungkapkan dengan rasa syukur dan kesantunan.
Contoh penggunaan:
- "Matur nuwun sanget sampun kersa rawuh." (Terima kasih banyak sudah sudi menghadiri.)
- "Matur nuwun ya wis diwenehi buku."(Terima kasih ya sudah diberi buku.)
Matur Suwun: Permintaan, Bukan Terima Kasih
Berbeda dengan nuwun, kata suwun berarti meminta dalam bahasa Jawa. Oleh karena itu, frasa matur suwun kurang tepat bila digunakan sebagai ucapan terima kasih, karena maknanya lebih mengarah pada permintaan, bukan rasa syukur atau penghormatan.
Variasi Ucapan dengan Kata Nuwun
Selain matur nuwun, terdapat beberapa variasi penggunaan kata nuwun yang menunjukkan sikap hormat dalam berbagai konteks. Berikut penjelasannya:
1. Nuwun Sewu
- Arti: Permisi atau memohon izin dengan penuh penghormatan.
- Contoh: "Nuwun sewu, kula badhe mlebet." (Permisi, saya akan masuk.)
Frasa ini sering digunakan sebelum masuk ke tempat orang lain sebagai wujud kesopanan. Kata sewu (seribu) dalam konteks ini berfungsi sebagai hiperbola untuk menggambarkan rasa hormat yang melimpah. Namun, frasa ini kerap keliru diucapkan menjadi nyuwun sewu, yang berarti meminta seribu, sehingga mengubah maknanya menjadi tidak tepat.
2. Kula Nuwun
- Arti: Permisi ketika hendak masuk ke rumah atau ruangan.
- Contoh: "Kula nuwun, kula ingkang sowan." (Permisi, saya yang berkunjung.)
Ucapan ini umum digunakan sebagai bentuk penghormatan kepada tuan rumah atau pemilik tempat yang akan dikunjungi.
3. Nuwun Inggih
Selain digunakan sebagai ucapan terima kasih, kata nuwun juga dapat digabung dengan kata inggih (iya) untuk menunjukkan jawaban yang lebih sopan. Dalam budaya Jawa, ketika seseorang dipanggil atau disuruh, umumnya cukup merespons dengan "inggih" atau "iya." Namun, untuk menambahkan nuansa penghormatan, digunakan frasa nuwun inggih.
- Arti: Iya, dengan rasa hormat.
- Contoh:
- A: "Pak Danang saged mriki, nggih?" (Pak Danang bisa ke sini, ya?)
- B: "Nuwun inggih, Pak." (Baik, dengan hormat, Pak.)
Frasa nuwun inggih mengekspresikan penerimaan dengan sikap hormat dan sopan. Ini sering digunakan dalam situasi formal atau saat berbicara dengan orang yang lebih tua atau memiliki status yang dihormati.
Kesimpulan
Frasa matur nuwun adalah bentuk ucapan terima kasih yang tepat dalam bahasa Jawa karena mengandung makna penghormatan dan syukur. Sebaliknya, matur suwun kurang tepat digunakan karena maknanya lebih merujuk pada permintaan. Selain itu, terdapat berbagai variasi frasa yang menggunakan kata nuwun, seperti nuwun sewu, kula nuwun, dan nuwun inggih, yang semuanya mencerminkan kesopanan dan penghormatan.
Pemahaman yang tepat tentang penggunaan frasa-frasa ini akan membantu menjaga kesantunan dalam komunikasi sehari-hari, sejalan dengan nilai-nilai luhur budaya Jawa.