Tim Dosen S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Unesa Gelar Pelatihan Nembang Macapat dan Membaca Aksara Jawa di Pura Giri Kerso Agung

Tim dosen S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya telah sukses menggelar pelatihan nembang macapat dan membaca aksara Jawa di Pura Puji Giri Kerso Agung, dusun Ledok Sari, Desa Wonokerso, Kecamatan Sumber, Kabupaten Probolinggo. Kegiatan tersebut merupakan pelaksanaan dari Tridarma Perguruan Tinggi yang meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Pelatihan yang digelar pada tanggal 11 juni 2024 ini diikuti oleh pemuda dan masyarakat sekitar. Peserta menunjukkan antusiasme yang tinggi dalam mempelajari dan memahami warisan budaya Jawa. Materi pelatihan nembang macapat, khususnya cakrik slundingan, disampaikan oleh Drs. Sugeng Adipitoyo, M.Si., dilanjutkan oleh Yohan Susilo, S.Pd., M.Pd., dan Danang Wijoyanto, S.Pd., M.Pd. Mereka membimbing peserta dalam memahami pola dan teknik penyajian nembang macapat yang khas.
Sementara itu, materi pelatihan membaca aksara Jawa disampaikan oleh Prof. Dr. Udjang Pairin, M.Pd., dengan pendampingan dari Respati Retno Utami, S.Pd., M.Pd., dan Dr. Octo Dendy Andrianto, S.Pd., M.Pd. Mereka memberikan pemahaman mendalam tentang aksara Jawa dan pentingnya menjaga keaslian serta keberlanjutan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dosen-dosen yang terlibat dalam kegiatan ini juga menyatakan komitmennya untuk terus mendukung pelestarian dan pengembangan warisan budaya Jawa di tengah-tengah masyarakat, serta berharap agar kegiatan seperti ini dapat memberikan dampak positif yang lebih luas bagi peningkatan kesadaran akan pentingnya melestarikan budaya lokal.
Latif Nur Hasan, S.Pd., M.Pd selaku koorprodi S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Unesa saat membuka acara berharap pelatihan nembang macapat dan membaca aksara Jawa ini menjadi sarana pembelajaran. Tidak hanya itu, kegiatan ini menjadi wujud nyata dari peran aktif perguruan tinggi dalam mengabdi kepada masyarakat. Kegiatan ini diharapkan bisa menjaga keberlangsungan pewarisan budaya tradisional, utamanya tembang macapat dan aksara Jawa.