Karya Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Unesa Trending di Twitter: Album "JAWIWIBU" Jadi Sorotan

Surabaya - Karya mahasiswa dari program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa, Universitas Negeri Surabaya (Unesa), baru-baru ini menjadi perbincangan hangat di platform media sosial Twitter, yang kini dikenal sebagai X. Album yang berjudul "JAWIWIBU", sebuah kumpulan lagu berbahasa Jawa dengan aransemen musik Jepang, berhasil menarik perhatian netizen.
Album ini terdiri dari 12 lagu yang mulai dipublikasikan di platform musik digital sejak awal tahun 2024. Tidak hanya itu, video klip dari lagu-lagu ini juga diunggah di akun resmi program studi tersebut, BharadaTV_ID, yang turut menambah popularitas album ini.
Trending-nya album "JAWIWIBU" bermula dari sebuah cuitan viral yang mengkritik lirik lagu Jawa masa kini. Cuitan tersebut berbunyi, "yg gak gw sukain dari lagu jawa tuh liriknya kebanyakan insecure, nganggep cewek matre, anjrrr kok pada bisa dengerin sih. gw yg denger liriknya sekilas aja geli." Cuitan ini menuai banyak komentar, baik yang setuju maupun yang mengkritik pandangan tersebut.
Salah satu akun yang mengaku sebagai mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Unesa, merespon cuitan tersebut dengan menceritakan proyek lagunya. Ia menulis, "setujuu. that's why di matkul penulisan kreatif sastra, disuru bikin lagu jawa yang ga menye-menyee dann hrss ada motivasinya krn terinspirasi dr bbrp laguu jepang especially ost naruto hihi. 21 jawa unesa proudly present jawi wibu🙆‼️ayow dengerin guis🙆". Mahasiswi angkatan 2021 tersebut juga menyertakan link spotify dn youtube. Sehingga banyak netizen yang mendengarkan langsung serta mengapresiasi. Lagu berbahasa Jawa tidak harus koplo dan menye-menye.
Proyek ini merupakan tugas akhir dari mata kuliah Penulisan Kreatif Sastra yang dibimbing oleh dosen Danang Wijoyanto, S.Pd., M.Pd. Latar belakang penciptaan lagu ini adalah untuk memberikan warna baru pada musik Jawa, yang belakangan ini banyak didominasi oleh lagu-lagu dengan tema kesedihan dan patah hati yang mendalam, seringkali disebut sebagai "lagu ambyar". Para mahasiswa tersebut ingin menciptakan lagu-lagu yang tidak hanya memiliki lirik yang lebih positif dan motivasional, tetapi juga menyajikan musik yang energik dengan mengadaptasi gaya aransemen lagu-lagu Jepang, terutama OST dari serial anime Naruto.
Proses kreatif dari proyek ini juga menarik perhatian. Para mahasiswa menggali inspirasi dari tembang macapat, sebuah bentuk puisi tradisional Jawa, yang kemudian dipadukan dengan chord dan aransemen khas musik Jepang atau yang sering disebut sebagai musik J-Pop/ J-Rock. Hasilnya adalah sebuah album yang tidak hanya unik tetapi juga penuh dengan inovasi, membuktikan bahwa musik Jawa masih bisa berkembang dan relevan di era modern ini. Danang Wijoyanto menegaskan bahwasanya sebagai calon pendidik juga harus tau apa yang disukai muridnya. Pembelajaran bahasa dan sastra Jawa bisa dihubungkan dengan trend anak jaman sekarang. Bapak ibu guru bahasa Jawa tidak ada salahnya mengenal anime, drakor, e-sport untuk bisa diinovasi dalam pembelajarab bahasa Jawa yang menarik. Dengan menggandeng modernitas maka tradisionalitas juga akan berkembang. Modernitas tanpa tradisionalitas akan kehilangan identitas.