Suripan Sadi Hutomo: "Shodaime Hokage-nya Program Studi S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa serta H.B. Jassin"-nya Sastra Jawa"

Suripan Sadi Hutomo dikenal luas sebagai tokoh sentral dalam perkembangan sastra Jawa modern. Ia tidak hanya berperan sebagai kritikus dan penulis, tetapi juga sebagai akademisi dan organisator ulung. Kontribusinya meliputi kritik sastra, dokumentasi karya, dan pengembangan pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa di lingkungan akademis. Beliau adalah Shodaime Hokage atau Hokage Pertama-nya Program Studi S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa. Beliau adalah perintis Prodi S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa pertama yang berdiri di Provinsi Jawa Timur.
Awal Kehidupan dan Pendidikan
Lahir di Blora pada 5 Februari 1940 dan wafat pada 19 Juni 2001, Suripan menyelesaikan SMA di Blora. Ia melanjutkan pendidikan di Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Airlangga (Malang) dan lulus pada tahun 1968. Gelar doktor dalam bidang filologi lisan ia raih di Universitas Indonesia pada 1987 melalui disertasi “Cerita Kentrung Sarahwulan di Tuban.” Ia juga mengikuti pendidikan pasca-doktoral di Universitas Leiden, Belanda, memperkuat keahliannya dalam penelitian tradisi lisan.
Pelopor Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa di Surabaya
Salah satu kontribusi besar Suripan adalah mendirikan Program Studi S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa di IKIP Surabaya (sekarang Universitas Negeri Surabaya). Program studi ini menjadi wadah penting bagi generasi muda untuk mempelajari dan melestarikan bahasa serta sastra Jawa. Atas dedikasinya, Suripan juga dipercaya menjabat sebagai Dekan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) di universitas tersebut.
Sebagai penghormatan atas jasanya, perpustakaan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya kini diberi nama Perpustakaan Suripan Sadi Hutomo, mengenang perannya dalam mengembangkan dan mempromosikan pendidikan bahasa serta sastra di lingkungan akademis.
Aktivitas Sastra dan Pembinaan Organisasi
Suripan aktif dalam berbagai komunitas dan organisasi sastra. Ia membina Organisasi Pengarang Sastra Jawa Pusat (OPSJ) dan mendirikan Paguyuban Pengarang Sastra Jawa Surabaya (PPSJS). Selain itu, ia terlibat dalam kegiatan apresiasi sastra di RRI dan TVRI Surabaya serta memprakarsai Sarasehan Sastra Jawa di Ungaran. Peran aktifnya tidak hanya sebagai pembina tetapi juga pemrakarsa berbagai diskusi sastra dan forum ilmiah.
Prestasi dalam Kritik dan Karya Sastra
Suripan menulis kritik sastra dan puisi yang banyak mendapatkan penghargaan. Karyanya “Kringet Saka Tangan Prakosa: Kumpulan Crita Cekak St. Iesmaniasita” mendapat penghargaan dari Pusat Kesenian Jawa Tengah pada 1974. Esainya “Ngrembug Layang Jatiswara”, yang terbit di majalah Jaya Baya pada 1984, juga memenangkan penghargaan dari Proyek Javanologi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Karya puisinya, seperti “Cumedhak” dan “Apa Wis”, memenangkan lomba penulisan puisi di Pusat Kesenian Jawa Tengah. Selain itu, ia menerbitkan beberapa antologi puisi Jawa modern, di antaranya “Angin Sumilir” (1988) dan “Kidung Balada” (1980).
Kontribusi Akademis dan Penelitian Tradisi Lisan
Dalam dunia akademis, Suripan menghasilkan banyak karya teoritis dan esai tentang sastra Jawa, seperti:
- Telaah Kesusasteraan Jawa Modern (1974)
- Sosiologi Sastra Jawa
- Mutiara yang Terlupakan: Metode Penelitian Sastra Lisan
- Filologi Lisan: Telaah Teks Kentrung
Selain berkontribusi pada sastra Jawa, ia juga menulis tentang perkembangan sastra Indonesia, khususnya di Jawa Timur dan Surabaya. Beberapa karyanya yang penting meliputi:
- “Kronik Sastra di Malang” (1995)
- “Sastra Indonesia di Surabaya” (1995)
- “Peranan Bahasa dan Sastra Melayu di Surabaya”
Warisan dan Pengaruh
Suripan Sadi Hutomo adalah sosok yang tidak hanya menginspirasi melalui karya, tetapi juga melalui pembinaan dan pendidikan. Perannya sebagai akademisi, penulis, dan kritikus menjadikannya tokoh penting dalam sejarah sastra Jawa. Dengan keberhasilannya mendirikan Program Studi S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa, Suripan memastikan bahwa bahasa dan sastra Jawa terus berkembang di kalangan generasi muda.
Dedikasi Suripan dalam mengembangkan sastra, baik melalui pendidikan maupun kritik, serta komitmennya dalam menjaga warisan budaya Jawa membuat namanya dikenang hingga kini. Pemberian nama perpustakaan di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya sebagai Perpustakaan Prof. Dr. Suripan Sadi Hutomo adalah bentuk penghormatan atas pengabdiannya yang tak ternilai bagi dunia akademis dan sastra Indonesia.