Mengenal St. Iesmaniasita: Pengarang Jawa Perempuan Pertama dan Jejak Karyanya
Sulistyo Utami, lebih dikenal dengan nama pena St. Iesmaniasita, lahir di Terusan, Mojokerto pada 18 Maret 1933. Beliau dikenal sebagai pengarang sastra Jawa perempuan pertama yang memberikan kontribusi besar dalam khazanah sastra Jawa. St. Iesmaniasita menghabiskan sebagian besar karirnya sebagai guru di Kota Mojokerto hingga pensiun.
Karya Sastra dan Kontribusi
Menurut buku Wawasan Sastra Jawa Modern karya Poer Adhie Prawoto, St. Iesmaniasita, atau akrab disapa Bu Is, menghasilkan karya yang sangat produktif. Ia menulis tidak kurang dari 82 cerita pendek, 514 geguritan (puisi Jawa), serta beberapa esai tentang kesusastraan Jawa. Karya-karya ini membuktikan dedikasinya yang mendalam terhadap sastra Jawa.
Buku-Buku Terbitan:
Kidung Wengi Ing Gunung Gamping (Nyanyian Malam di Gunung Kapur)
Diterbitkan oleh Balai Pustaka, Jakarta, pada tahun 1958, buku ini memuat 8 cerita pendek, termasuk judul-judul seperti "Kembang Mlathi Sagagang," "Wengi ing Pinggir Kali," dan "Lagu kang Wekasan."Kringet saka Tangan Prakosa (Keringat dari Tangan Perkasa)
Terbit tahun 1974 oleh Yayasan Penerbit Jaya Baya, Surabaya. Buku ini berisi cerita pendek seperti "Tandure Ijo Kumlawe" dan "Atine Bocah."Kalimput ing Pedhut (Tersaput Kabut)
Diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1976, buku ini memuat 3 cerita pendek dan 20 geguritan, termasuk "Lagu Lingsir Wengi" dan "Kalimput ing Pedhut."Geguritan
Diterbitkan oleh Pustaka Sasanamulya, Surakarta tahun 1975, ini adalah antologi sajak Jawa yang mencakup 76 geguritan dari 13 penyair, termasuk 7 geguritan karya St. Iesmaniasita.Mawar Mawar Ketiga
Kumpulan geguritan yang diterbitkan oleh Yayasan Penerbit Jaya Baya pada tahun 1996, memuat 35 geguritan.
Beberapa karyanya yang belum diterbitkan tersimpan rapi dalam manuskrip berjudul Lintang Ketiga (Bintang di Musim Kemarau), yang mencakup 6 cerita pendek dan 16 geguritan dari tahun 1955 hingga 1963. Karya-karya ini masih menjadi bagian dari koleksi perpustakaan keluarga di Jl. Jokotole No 19, Mojokerto.
Penghargaan dan Pengakuan
St. Iesmaniasita telah diakui atas kontribusinya dalam pengembangan sastra Jawa. Pada tahun 1999, beliau menerima Hadiah Sastra Rancage sebagai penghargaan atas jasa-jasanya. Selain itu, pada 11 Maret 2005, Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto dan Pemerintah Kabupaten Mojokerto memberikan penghargaan uang sebesar Rp 3 juta, yang diserahkan oleh Bupati Mojokerto saat itu, Achmady.
St. Iesmaniasita memiliki pengaruh yang signifikan dalam sastra Jawa. Karya-karyanya, yang banyak mengangkat tema kesedihan dan perjuangan, menunjukkan kedalaman emosional dan kepedihan yang mendalam, dengan pesan tentang ketegaran dan semangat untuk bangkit. Penghargaan dan pengakuan yang diterimanya menunjukkan betapa pentingnya kontribusinya dalam dunia sastra Jawa.
Dengan karya-karya yang masih tersimpan dan diakui, St. Iesmaniasita tetap menjadi salah satu figur kunci dalam sejarah sastra Jawa, meskipun mungkin belum banyak dikenal di kalangan generasi muda saat ini.